Posted in All About KyuNa || Fanfiction - Discussion - Facts, Angst, Chaptered, Comedy, Drama, Friendship, PG-13, Romance

[Chapter] She’s A Bully! 3rd


img_3083

[Chapter] She’s A Bully! <3rd>

Judul: She’s A Bully!

Author: Tisa Khansa

Main Cast(s):
– Super Junior Cho Kyuhyun
– Girls’ Generation Im Yoona
– Red Velvet Bae Irene

Other Cast(s):
– Girls’ Generation Tiffany Hwang
– f(x) Krystal Jung
– Red Velvet Son Wendy

Rating : PG – 13

Genre: romance, friendship, hardship

Length: Chaptered

NB: kembali dengan sab chap 3! apakah sudah kebayang dengan plot ceritanya? semoga belom karena gue sendiri masih mikir plotnya yang enak piye :v #authormacamapaini langsung capcus nyok baca!x

~~~

Ucapan Han-seonsaengnim reflek membuat Wendy menoleh ke arah Yoona. Gadis itu pun tergelak, membuat tatapan maut Yoona kembali tertuju padanya. “Diam kau, Son Wendy.”

Yoona merapikan bukunya dan bergegas menuju meja paling ujung kanan depan, tempat kelompok nomor satu karya tulis; dirinya dan Kyuhyun; harus duduk bersama. Yoona langsung duduk, mengacuhkan Kyuhyun yang hendak menyapanya.

Gadis ini memang berbeda dengan saat hanya berdua denganku, gumaman nurani Kyuhyun terdengar agak kecewa.

~~~

Jam pertama dimulai dengan pelajaran Han-seonsaengnim sang wali kelas X-9, bahasa Inggris. Yoona acuh sekali terhadap Kyuhyun, memang pendiriannya untuk bersikap seperti itu jika tidak sedang berdua dengan Kyuhyun.

Wendy yang duduk bersama seorang lelaki tampan andalan X-9, Baek Seungho, tepat di belakang Yoona, hanya bisa cekikikkan melihat gelagat diam Yoona. Sudah dipastikan Yoona bosan berat.

Wendy kemudian menyodorkan sebuah gulungan kertas ke arah Yoona. Yoona menerimanya heran lalu membukanya. Setelah membaca isinya, ia berdecak.

Nikmati harimu dengan jodohmu, Im Yoona :* Cocok sekali dia denganmu, sama-sama peringkat satu :)x

Yoona menuliskan balasan untuk Wendy kemudian memberikan kertas itu kembali kepada Wendy. Wendy menerimanya kemudian langsung membuka kertas tersebut.

Ya, ya. Kau juga dengan si Baek Seungho itu. Tampan sih, tapi peringkat terakhir Hyunji. Yoona bimbang harus mengucapkan selamat atau malah ucapan turut prihatin 😥

“Mati kau, Im Yoona.” gerutu Wendy yang sukses membuat Yoona tersenyum penuh kemenangan.

~~~

Yoona tengah berjalan di koridor SMA Hyunji bersama Wendy. Yoona yang sibuk berbincang dengan Wendy tidak menyadari handphone-nya yang berada di saku rok putih pendeknya bergeser. Tak lama, handphone-nya itu terjatuh.

TAK

“Aish.” gerutu Yoona. Ia hendak merunduk untuk mengambil handphone-nya, tapi seulur tangan meraihnya terlebih dahulu.

Yoona mendongakkan kepalanya sedikit untuk melihat si empunya tangan yang meraih handphone-nya dan ia bertemu dengan sepasang mata Kyuhyun. “Handphone-mu, kan?”

Yoona mengangguk kemudian menyambar handphone-nya dari tangan Kyuhyun. Ia segera berlalu bersama Wendy, meninggalkan Kyuhyun tanpa ucapan terima kasih sama sekali.

Irene yang berada di sebelah Kyuhyun tampak geram, “Tidakkah seharusnya ia mengucapkan terima kasih? Atau sekedar tersenyum?”

Kyuhyun tersenyum tipis tanpa membuat Irene sadar ia tengah tersenyum, “Biarkan saja.”

Kyuhyun dan Irene berlalu bersama menuju kantin. Mereka berdua duduk bersebelahan sebelum Irene kembali berdiri. “Kau mau pesan apa? Cepat! Lambat? Kau aku tinggal.”

Kyuhyun terpingkal sendiri mendengar ancaman teman masa kecilnya ini, “Milk tea, less sugar-ice, ekstra bubble.”

“Jangan heran nanti jika kau hanya mendapat segelas teh panas, request-mu terlalu banyak.”

Irene pergi meninggalkan Kyuhyun sendiri. Kyuhyun membuka handphone-nya saat sadar ada bunyi notifikasi masuk.

Dari: Partner Proyek Im Yoona

Tx

Kyuhyun tersenyum manis. Kemudian tanpa menulis balasan untuk SMS super singkat Yoona, Kyuhyun segera menyimpan handphone-nya kembali ke saku celananya.

~~~

Yoona sampai di rumah pada sore hari karena hari itu tidak ada jam malam. Bagaimana dengan para diva lainnya? Ketiganya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tiffany sebagai kepala klub yoga yang anyar, Krystal sebagai wakil kepala klub fashion and design; di bawah siswi tingkat sebelas yang memiliki ketajaman fashion tak terkalahkan, Jessica Jung; dan Wendy yang sibuk latihan rutin di C Entertainment.

Wendy adalah satu-satunya siswi Hyunji yang lolos masuk audisi C Entertainment beberapa bulan yang lalu. C Entertainment, agensi artis nomor wahid di Korea Selatan. Ia berkomitmen untuk ikut latihan rutin setelah ujian semester ganjilnya tuntas, dan sudah sejak dua minggu yang lalu ia sibuk latihan. Kini tinggalah Yoona tanpa kegiatan apa pun.

“Tumben pulang cepat?” sapa Im Changjo.

“Oh, iya. Tidak ada jam malam, yang lain sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.”

“Tiffany, Krystal, Wendy… Ketiganya sibuk?” sahut ayah Yoona tak percaya.

“Ya, begitulah adanya. Mereka meninggalkanku gabut di sini.” jawab Yoona kemudian menghempaskan tubuhnya di samping sang ayah di sofa.

“Kenapa tidak mengisi soremu dengan mengerjakan tugas dengan si lelaki kacamata yang baik hati itu?” tanya ayah Yoona yang membuat Yoona heran.

“Lelaki kacamata yang baik hati? Siapa?” tanya Yoona balik.

“Itu, lelaki yang datang ke sini hari Minggu yang lalu.” sahut ayah Yoona.

“Ah, Cho Kyuhyun itu?” balas Yoona yang mendapat anggukan dari ayahnya. Iya juga, rumah Kyuhyun kan berada tepat di samping rumahnya. Kenapa tidak terpikir daritadi? Mungkin efek karena sudah seminggu lebih sejak terakhir kali ia bertemu Kyuhyun; tepatnya hari Minggu minggu lalu di rumahnya; dan membahas proyek karya tulis.

“Dimana rumah bocah itu memangnya? Waktu itu Appa lihat ia tidak membawa motor mau pun mobil saat ke sini.”

“Rumahnya juga berada di kompleks ini kok.” ujar Yoona tapi diselingi kesibukkan melepas sepatu dan kaos kakinya.

“Di blok mana?”

“Blok C.” jawab Yoona.

“Nomor berapa?”

“C1.”

Jawaban Yoona kali ini menerima seabrek hantaman tangan ayahnya tepat di punggungnya.

PLAK PLAK PLAK

“Appa! Sakit!” keluh Yoona.

“C1, berarti tepat di utara rumah kita, Im Yoona! Hampiri saja rumahnya, kan lebih mudah?”

“Baiklah, nanti. Aku masih lelah.” bohong Yoona. Tentu saja harga dirinya tidak mengizinkannya untuk mengunjungi rumah Kyuhyun. Hello? Si pem-bully mendatangi rumah korban bully untuk mengerjakan proyek karya tulis? Bunuh hayati di rawa-rawa, om.

Yoona naik ke lantai atas, menuju kamarnya. Yoona sempat menggerutu pelan saat melihat tirai jendelanya belum ditutup padahal hari sudah sore. Ia kemudian mendekat ke arah jendela kamarnya.

Saat hendak menutup tirai, di rumah sebelah ia melihat seorang lelaki yang ia kenal tengah hendak menutup tirainya juga. Ya, itulah Cho Kyuhyun tetangganya, Cho Kyuhyun si kutubuku korban bully-nya, dan Cho Kyuhyun partner projek karya tulisnya.

Kyuhyun juga tampaknya sadar akan kehadiran Yoona. Si lelaki melempar senyum tulus yang hanya disambut anggukan kepala Yoona tanda ia hanya berusaha sopan. Entah kenapa ia bersikap baik di hadapan Cho Kyuhyun jika tidak ada orang lain selain Kyuhyun, tapi tidak bisa bersikap baik pada guru mana pun.

Yoona segera menutup tirai jendelanya, tidak menghiraukan Kyuhyun yang bahkan sedang menunggu Yoona membalas senyumannya dengan senyuman juga. Walau hal itu tidak terjadi akhirnya.

Yoona mengganti seragamnya menjadi piyama panjang berwarna putih dengan motif bunga-bunga biru kecil. Ia mengikat rambutnya lalu mencuci mukanya dengan sabun muka sebelum kembali lagi ke kamarnya.

Saat hendak menggeletakkan tubuhnya di atas ranjang, ia menyadari handphone-nya nyala sejak tadi menandakan ada notifikasi masuk. Ia pun membuka notifikasi tersebut dan menemukan sebuah SMS dari Kyuhyun yang baru saja ia terima tiga menit yang lalu.

Dari: Kacamata Culun

Mau melanjutkan proyek karya tulisnya?

Yoona mengetik balasan untuk Kyuhyun dengan cepat sebelum mengobrak-abrik lemarinya mencari pakaian yang lebih pantas untuk dipakai. Toh sisi Yoona-berpiyama hanya pernah dilihat oleh dua orang di dunia ini; ayahnya dan Kyuhyun saat hari Minggu yang lalu tidak sengaja melihatnya. Yoona pun tidak berniat memperlihatkan sisi cute-nya lagi pada Kyuhyun.

Untuk: Kacamata Culun

Ya, datang saja ke sini.

Yoona kemudian mengganti piyamanya menjadi kaos lengan tiga perempat berwarna violet polos dan hotpants hitam. Entah ada berapa hotpants yang Yoona punya; yang jelas lebih dari selusin diakibatkan oleh perbedaan warna. Padahal ia selalu memakai hotpants dengan ukuran, merk, dan versi yang sama. Hanya warnanya yang berbeda.

Yoona turun dari kamarnya membawa laptop dan sebuah binder bertuliskan Super Junior dengan warna khas mereka biru safir. Tak lupa sebuah tempat pensil berbahan kain dengan motif jerapah tergeletak di atas laptopnya bersama si binder biru safir.

“Si tetangga sebelah memutuskan untuk datang?” tanya Im Changjo.

Yoona memutar bola matanya mendengar panggilan baru ayahnya untuk Kyuhyun. Tadi lelaki kacamata yang baik hati, lalu lelaki yang datang hari Minggu yang lalu, sekarang mentang-mentang tahu bahwa Kyuhyun adalah tetangga mereka, julukannya menjadi si tetangga sebelah. “Ya, mungkin sebentar la…”

TING TONG

“Mau Appa atau aku yang buka pintu?” tawar Yoona.

“Biar Appa.” jawab ayah Yoona. Beliau kemudian berjalan santai menuju pintu rumah dan membukakan pintunya. “Kyuhyun,”

Ahjussi, annyeonghaseyo.” sapa Kyuhyun balik sebelum membungkuk sopan.

“Masuklah, sudah ditunggu Yoona.” ujar ayah Yoona. Putrinya yang dituduh telah menunggu Kyuhyun hanya dapat melirik tajam dengan tatapannya yang bahkan dapat mengalahkan kekuatan tongkat sihir kembar Harry Potter dan Voldemort.

Annyeong?” sapa Kyuhyun, sudah agak berani menggunakan bahasa informal pada Yoona rupanya.

“Hm,” balas Yoona singkat. “Bagaimana? Sudah ada kemajuan?”

Kyuhyun mengangguk lalu langsung duduk di sebelah Yoona, tidak duduk berjarak seperti yang dilakukan Yoona pada hari Minggu. “Aku sudah menyusun kerangkanya sehingga kini sebagian bab satu proposal karya tulisnya sudah rampung.”

Great, aku juga sudah ada kemajuan.” timpal Yoona acuh tak acuh pada Kyuhyun karena matanya sibuk mengarah ke laptop sementara tangan kananya memainkan mouse dan tangan kirinya sesekali membuka binder.

“Oh ya? Apa?” respon Kyuhyun.

“Aku sudah menuliskan hal-hal yan perlu diteliti dan dikorek infonya lebih jauh dari orang-orang yang akan kita jadikan bahan penelitian. Aku menuliskan daftar pertanyaan dan topik tambahan.” jelas Yoona.

Yoona menyerahkan bindernya kepada Kyuhyun lalu meminta Kyuhyun membuka halaman sesuai instruksinya. Kyuhyun menemukan halaman yang Yoona maksud dan menemukan lebih dari dua lusin pertanyaan.

1. Apakah anda merasa memiliki kecukupan dalam berkehidupan? Kenapa?

2. Apakah anda senang menjalani kehidupan ini? Kenapa?

3. Apakah anda memiliki seseorang yang menjadi pendorong untuk pertanyaan nomor dua? Jika ada, siapa?

4. Kapankah anda terakhir kali merasa sangat bahagia?

5. Apakah anda memiliki seseorang yang secara rutin memberi anda kebahagiaan?

.
.
.
.

25. Jika anda diberikan kesempatan, maukah anda menukar kehidupan anda yang sekarang dengan orang lain? Kenapa?

Suasana hening seketika. Yoona sibuk dengan laptopnya, tampak mencari contoh-contoh penelitian di internet sementara Kyuhyun sibuk membaca daftar pertanyaan Yoona.

Kyuhyun kemudian membuka bibirnya memecah kesunyian di sore menjelang malam ini, “Yakin tidak terlalu banyak pertanyaannya?”

~~~

Atas usul Kyuhyun, daftar pertanyaan Yoona disederhanakan dan menyisakan sepuluh buah pertanyaan. Kini keduanya telah selesai menyusun dua bab dari proposal karya tulis mereka.

“Yoona, tolong belikan telur, kita kehabisan.” seru ayah Yoona.

“Aku sedang mengerjakan tugas, Appa.” sahut Yoona.

“Ini sudah pukul tujuh, lebih baik kau cepat belikan telur agar Appa bisa membuat makan malam untuk kita bertiga.” timpal ayah Yoona.

“Bertiga?” tanya Yoona heran.

“Tentu, kau tidak lihat ada Kyuhyun di sebelahmu?”

Yoona berdecak pada kebaikan ayahnya sebelum kemudian berdiri dari duduknya. “Baiklah, aku akan pergi membeli telur.”

Yoona baru saja akan keluar dari rumahnya saat ia melihat Kyuhyun dengan canggung tetap duduk di sofa. “Apa kau akan tetap dengan sopan duduk di sana?” tanya Yoona sangat sarkastik.

Kyuhyun terkejut lalu segera berdiri dan berlari membuntuti Yoona. Keduanya keluar dari rumah, dan tak lama Kyuhyun berhasil menjejeri langkah Yoona.

Kyuhyun dan Yoona berjalan dalam diam, tidak satu pun kata keluar dari mulut mereka selagi mereka jalan berdampingan. Kyuhyun memberanikan diri untuk membuka topik, “Kau…”

“Apa?” potong Yoona cepat.

“Kenapa… kau bersikap baik padaku?” tanya Kyuhyun.

Yoona mendecak. “Kapan aku bersikap baik padamu?”

“Jangan… jangan berbohong padaku.” sahut Kyuhyun.

Yoona geram mendengar ucapan Kyuhyun, “Apa aku terlihat baik bagimu? Hah?”

Di luar perkiraan Yoona, Kyuhyun malah menanggapi gertakan gadis itu dengan anggukan. “Ya.”

“Cho Kyuhyun, dengarkan aku baik-baik.” Yoona menghentikan langkahnya dan menatap Kyuhyun. “Aku. Bukan. Orang. Baik.”

Kyuhyun menggeleng. “Aku tahu, kau… sebenarnya adalah orang yang baik. Hanya saja kau punya topeng untuk dipakai saat pergi ke sekolah.” Yoona tertegun mendengar ucapan Kyuhyun, masih menatap kedua bola mata cokelat indah dibalik kacamata bulat itu.

~~~

Kyuhyun, Yoona, dan Im Changjo sudah merampungkan makan malam mereka dua jam yang lalu. Kyuhyun bahkan sudah kembali ke rumahnya sendiri.

Yoona tengah berbaring di atas ranjangnya, sibuk menimbang untuk cuci muka terlebih dahulu atau langsung tidur–berhubung ia sangat lelah hari itu. Saat itulah ayahnya datang.

KLEK

“Belum tidur?” sapa Im Changjo.

Yoona menggeleng. “Belum, Appa sendiri? Kenapa belum tidur?”

Appa baru selesai menyetujui proposal proyek anyar perusahaan.” jelas ayah Yoona transparan.

Appa sudah selesai menyetujui proposal? Dengan begitu, Appa akan pergi lagi?” tanya Yoona.

“Ya, kau tahu itu. Dua bulan. Appa akan pergi ke Asia Tenggara kali ini.” jawab ayah Yoona.

“Oh ya? Perusahaan menemukan titik minyak baru?” sahut Yoona.

Ya, ayah Yoona bekerja pada sebuah perusahaan minyak terbaik Korea Selatan. Lebih tepatnya, direktur perusahaan tersebut. Pekerjaan yang fleksibel sebagai direktur membuatnya tidak perlu setiap hari bekerja. Biasanya ia memiliki dua minggu untuk tetap di rumah sebelum pergi merantau beberapa bulan lamanya. Yoona sudah biasa ditinggal beberapa bulan oleh ayahnya.

Im Changjo sebenarnya sudah menawari Yoona untuk tinggal di rumah dengan fasilitas yang lebih baik, seperti banyak pelayan untuk membantunta dan rumah yang lebih besar, tetapi Yoona menolak. Yoona berkata di rumah mereka sekarang inilah Yoona menghabiskan masa kanak-kanaknya. Yoona tidak ingin meninggalkan masa kecilnya yang indah.

Ayah Yoona mengangguk membenarkan perkataan Yoona. “Besok Appa berangkat, jaga rumah, hm?”

Yoona tersenyum. “Ya, tentu.”

“Tidurlah, kau tidak ingin kesiangan besok.” Im Changjo mengecup dahi Yoona sebelum beranjak dari kamar putrinya itu. Yoona mengangguk merespon perkataan ayahnya kemudian masuk ke dalam selimutnya. “Selamat malam, Yoona.”

“Selamat malam, Appa.” Im Changjo menekan saklar lampu kamar Yoona kemudian menutup pintu.

Yoona menutup matanya segera mencoba untuk tidur.

“Aku tahu, kau… sebenarnya adalah orang yang baik.”

“Bagus, sekarang perkataannya terus terngiang di kepalaku.” gumam Yoona.

~~~

“Kyuhyun-ah.” panggil Irene.

“Ada apa?” sahut Kyuhyun.

Kyuhyun dan Irene tengah makan siang bersama di kantin SMA Hyunjin setelah jam terakhir rampung. Walau berbeda kelas seperti ini; Kyuhyun di X-9 dan Irene di X-2; Kyuhyun lebih sering menghabiskan waktunya di sekolah dengan Irene. Selain karena lelaki ini memang suka menghabiskan waktunya dengan gadis yang ia sukai itu, ia tidak punya teman di X-9.

“Besok angkatan kita ada darmawisata, bagaimana menurutmu mereka akan melakukan pembagian bus?” tanya Irene, menyodorkan pertanyaan yang cocok untuk si jenius.

“Seperti biasa, sesuai kelas. Berhubung angkatan kita memiliki sepuluh kelas, berarti kelasnya berpasang-pasangan. X-1 dengan kelasmu, X-3 dengan X-4, dan seterusnya sampai kelasku dengan X-10.” timpal Kyuhyun.

“Kau bawa apa saja untuk darmawisata?” tanya Irene setelah mengangguk merespon terkaan Kyuhyun.

Kyuhyun mengangkat bahunya, “Entah. Apa info mengenai darmawisata sudah keluar?”

“Tentu saja sudah!” pekik Irene gemas. “Kau tidak pernah memeriksa website Hyunji, hm?”

Kyuhyun menggeleng. “Apa mereka terus update website secara rutin?”

“Ya, seluruh informasi sekolah terpampang jelas di sana.” Kyuhyun mengangguk-angguk mengerti. Jelas ia tidak tahu website sekolahnya aktif, karena biasanya website sekolah bersifat pasif. Informasi mengenai website sekolah juga umumnya disampaikan di awal tahun pelajaran yang dimana ia masih berada di San Fransisco saat itu.

Kyuhyun dan Irene beranjak dari kantin, jalan berdampingan masih membicarakan darmawisata. Saat tengah asik berbincang… oh sial. Kyuhyun yang kita tahu; Kyuhyun kutubuku ceroboh; menabrak pilar di depan gedung teater SMA Hyunji yang tengah ia lewati bersama Irene.

Kacamata Kyuhyun terhempas jatuh. Lensanya pun pecah. “Hei! Kau tak apa?”

Kyuhyun merunduk kemudian mengambil kacamatanya yang jatuh. Ia berdiri dan Irene menangkap wajahnya. Sontak Irene tertawa.

“Yaa, kenapa kau tertawa?” gerutu Kyuhyun.

“Dahimu benjol!” sahut Irene.

Kyuhyun menyentuh dahinya dan merasakan benjolan. Kyuhyun meringis, “Apa terlihat merah?”

Irene mengangguk. “Lebih baik kau tutupi benjolannya dengan ponimu.”

Irene membuat poni Kyuhyun berjatuhan gemulai di dahi berbenjolnya. Irene yang perlu jinjit kini berada sangat dekat di hadapannya. Hati Kyuhyun melewatkan satu dentuman.

Kemana pun Kyuhyun berusaha menghindar, matanya terus bertemu Irene. Jika menatap ke depan, matanya bertemu mata Irene. Jika ke bawah, matanya bertemu sepatu Irene. Jika ke kiri bertemu tangan kanan Irene yang tengah merapikan poninya, dan jika ke kanan bertemu tangan kiri Irene yang sedang memegang segelas cappuchino. Serba salah.

“Sudah!” ucap Irene riang. Ia mundur dua langkah untuk melihat penampilan sahabatnya.

“Oh… oh, ya.” sahut Kyuhyun gugup.

“Wah, Cho Kyuhyun. Tujuh tahun sejak terakhir kali aku melihatmu tanpa kacamata, kau tampan juga.” ujar Irene sambil melayangkan seutas senyuman indah. Kyuhyun tersipu malu mendengarnya. “Yaa, kenapa kau baper sekali? Padahal aku hanya memujimu tampan.”

Kyuhyun memutar bola matanya. “Siapa yang baper, hah?”

Gertakan Kyuhyun mengundang tawa Irene. “Kau benar-benar tidak cocok menjadi penggertak. Bukan calon penagih hutang yang baik.” sahut Irene sambil tertawa.

Kyuhyun hanya mendecak mendengar ucapan sahabat sekaligus cinta pertamanya itu.

“Oh ya, Kyuhyun-ah. Kau tidak apa jika tidak memakai kacamata?” tanya Irene sambil menatap nanar kacamata Kyuhyun dengan lensa yang berserakan di lantai.

“Jangan dipikirkan.” sahut Kyuhyun tak acuh. “Yang harus kita pikirkan, lensa kacamataku pecah membentuk beling. Apa harus kita bersihkan?”

Irene mendelik ke arah Kyuhyun. “Apa kau anak pembantu? Kenapa kau bisa punya mindset bersih-bersih?”

Kini Kyuhyun sedang berjalan menuju perpustakaan sekolah. Irene pamit pulang karena ia dan partner projek karya tulisnya hendak mengerjakan tugas tersebut.

Kyuhyun pergi ke perpustakaan bukan untuk meminjam buku atau pun membaca buku seperti yang orang kira. Ia bergegas menuju deretan komputer berfasilitas internet dan duduk di salah satu kursinya.

“Website sekolah, website sekolah…”

Kyuhyun mengakses website SMA Hyunji dan langsung menemukan artikel terbaru yang terpampang di halaman utama. Artikel tersebut berisi informasi darmawisata kelas sepuluh seperti yang dikatakan Irene tadi.

Setelah membuka artikel tersebut, Kyuhyun mencatat hal-hal penting yang perlu ia ingat di dalam handphone-nya. “Darmawisata tiga hari dua malam ke Busan? Sekolah ini benar-benar mengagumkan.”

Menurut postingan darmawisata yang Kyuhyun baca, kegiatan akan dimulai besok siang menjelang sore ba’da rampungan jam terakhir sekolah. Para siswa akan digiring menuju stasiun kereta api bawah tanah dan pada pukul empat akan berangkat menuju Busan. Para rombongan SMA Hyunji akan tiba di Busan pukul tujuh lebih dan segera ke hotel untuk melepas lelah. Kegiatan darmawisata akan dimulai pada keesokan harinya.

“Jadi besok pagi sebelum ke Busan sore harinya, tetap akan ada kelas?” gumam Kyuhyun lirih.

“Omong kosong! Darmawisata macam apa ini? Bahkan pagi harinya masih ada kelas penuh! Aku kagum, sumpah.” suara gadis berambut maroon tampak familiar di telinga Kyuhyun. Gadis itu tak lain adalah Tiffany. Kyuhyun menoleh dan mendapati empat gadis tengah berhimpit-himpit di komputer paling ujung selatan.

“Aku juga tidak percaya. Kan bisa mereka membuat angkatan kita libur pada pagi hari sehingga kita berempat bisa hangout sebentar?” tambah Wendy.

“Apa yang dipedulikan mereka memang hanyalah belajar, belajar, dan belajar.” kompor Krystal.

“Hei, hei, kalian makin menyesakkanku! Rambutku bisa berantakan!” pekik Yoona dari tengah gerombolan. Yoona-lah yang duduk di kursi dan mengoperasikan komputer.

Kyuhyun terkekeh pelan sebelum ia sadar keempat diva menyadari kehadirannya di sana. Keempatnya menghampiri Kyuhyun dengan langkah pasti.

“Wah, wah, wah. Tampang ini lagi. Sudah berapa lama aku tidak melihat tampang ini, ya? Seminggu?” gumam Tiffany.

Keempat diva semakin mendekat. “Dilihat-lihat, kau tidak seculun yang kami kira.” ucap Krystal datar, mengisyaratkan ketiga sahabatnya bahwa Kyuhyun tidak menggunakan kacamatanya.

“Lucu juga wajahmu tanpa kacamata, hm, Cho Kyuhyun?” timpal Wendy. “Sebagai seatmate Kyuhyun, bagaimana pendapatmu? Yoona?”

“Apa? Yoona duduk di sebelah Cho Kyuhyun!?” pekik Tiffany yang langsung mendapat tatapan tajam Choi-seonsaengnim si guru perpustakaan.

Yoona menatap Wendy geram karena telah membocorkan rahasia dirinya dan Wendy sebagai siswa X-9. Wendy hanya tersenyum penuh kemenangan merespon Yoona. “Lagipula, biasa saja duduk dengan bocah ini. Tidak sesulit Wendy yang duduk bersama si peringkat terakhir yang manis, Baek Seungho.”

“Baek Seungho?” decak Krystal meremehkan sebelum tertawa. “Kalau aku, lebih baik duduk bersama si culun tapi pintar dibanding dengan si tampan tapi bodoh.”

Kali ini Yoona yang tersenyum penuh kemenangan atas Wendy.

~~~

Kyuhyun dan Yoona tengah berada di cafe sambil membahas bab tiga untuk proposal karya tulis. Heran mengapa Yoona berhasil dibujuk untuk pergi ke cafe? Padahal ia tidak pernah ingin pergi ke ruang terbuka bersama orang seperti Cho Kyuhyun.

Tapi karena Yoona sendirian di rumah sementara ia tidak bisa memasak makan malam, juga dirinya yang keras menolak untuk pergi ke rumah Kyuhyun, alhasil mereka tiba di sebuah cafe dekat Hyunji. Terbayang kan, bagaimana gedeknya Yoona saat ketiga diva tahu Kyuhyun dan Yoona akan pergi ke cafe untuk mengerjakan tugas karya tulis mereka dan menggodanya habis-habisan?

“Sekarang, tinggal penelitian saja. Jika kita sudah mulai meneliti, kita akan mendapat hasil…, dan proyek kita kelar!” ucap Kyuhyun penuh senyum.

Yoona tertegun menatap wajah Kyuhyun yang tidak pernah terlihat takut padanya, padahal jelas Kyuhyun takut pada ketiga sahabatnya. “Kau…”

“Ya?” Kyuhyun yang tengah membereskan lembaran-lembaran kertas pentingnya mendongak ke arah Yoona.

“… kenapa tidak pernah takut kepadaku?” tanya Yoona.

“Bukankah sudah jelas? Karena aku tahu kau orang baik.” jawab Kyuhyun manis sebelum kembali membereskan berkas proyek.

Yoona terdiam mendengar pernyataan Kyuhyun. Orang ini… hanya melihat suatu yang baik tanpa melihat keburukannya dari sesuatu apa pun.

“Cho Kyuhyun.” panggil Yoona.

“Ya?” Belum Kyuhyun menolehkan kepalanya ke arah Yoona, sebuah tangan terulur ke arahnya.

“Aku bukan tipe orang yang suka berpanjang lebar, apa menurutmu kita bisa lupakan seluruh kejadian buruk di pertemuan awal kita dulu dan memulai lembar yang baru? Sebagai teman sekelas?” ujar Yoona.

Kyuhyun tertegun. Ia melihat sinar ketulusan dari bola mata gadis tercantik di sekolahnya menurut para cantik ini.

Tangan lembut Yoona akhirnya dibalas sebuah genggaman dari tangan Kyuhyun. “Tentu. Sampaikan maafku pada temanmu yang terkena kopi itu, ya?”

~~~

Epilogue

Keempanya keluar dari perpustakaan meninggalkan Kyuhyun. Beruntung kali ini tidak ada memar tertera di badannya, keempat diva meninggalkannya tanpa bekas di perpustakaan.

Kyuhyun masih di perpustakaan, sibuk mengobrak-abrik website SMA Hyunji. Melihat-lihat artikel-artikel yang ada, sebuah postingan menarik minatnya.

Peringkat Kecantikan Siswi Baru SMA Hyunji TP. 2015/16

“Judul yang unik.” gumam Kyuhyun sebelum mengklik laman postingan tersebut.

Postingan itu mengutarakan bahwa para pengurus OSIS membuat ranking kecantikan berdasarkan foto lulusan SMP dari siswi baru yang akan masuk ke SMA Hyunji sebagai murid kelas sepuluh. Para pengurus OSIS sama sekali belum melihat para siswi secara langsung dan hanya membuat ranking berdasarkan pandangan mereka terhadap foto lulusan SMP para siswi, seperti dilansir di sana.

Peringkat lima besar menarik perhatiannya, terutama dua siswi teratas.

1. Im Yoona – SMP Shinsu

2. Bae Irene – SMP Hudong

3. Son Wendy – SMP Shinsu

4. Tiffany Hwang – SMP Shinsu

5. Krystal Jung – SMP Shinsu

— peringkat tiga, empat, dan lima memiliki kecantikan yang tidak dapat dibandingkan, sejajar sebagai peringkat tiga —

Kyuhyun terkekeh melihat disclaimer yang dibuat setelah penulisan peringkat lima, tapi ia tidak dapat lebih setuju lagi. Ia juga terkejut karena ternyata para kakak kelas juga dapat melihat potensial kecantikan dari wajah Irene, seperti dirinya.

Namun kemudian matanya tertuju pada foto lulusan SMP si peringkat wahid yang terpampang di postingan itu. Rambut blonde-nya bahkan terbawa-bawa sampai foto kelulusan. Kyuhyun tersenyum, “Memang sudah cantik dari dulu ternyata.”

.
.
.
.
.
.

TO BE CONTINUED ~

cie kyuna sekarang temenan cie

piye piye? seru ga? apa masih kurang panjang? jangan bilang kurang panjang ah, sakit hati owe :’> ditunggu ya chapter 4 nya, btw iya jan protes emang bahasa gue sama tata cara penulisan gue bagus cuma pas di ff doang😂 kalo lu temenan sama gue, terus kita chat lu bakal sadar bahasa gue ancur parah jiahah. liat aja dari NB sama closing note, tulisannya gaada yang bener.-.

ditunggu chapter 4 nya yhaaaa💙💙

my ttd

Author:

i write and i love.

13 thoughts on “[Chapter] She’s A Bully! 3rd

  1. Huwaaa
    Makasih banyak oenni udah dilanjut
    Akhirnya dilanjut juga
    Wahhh
    Yoong oenni emang punya dua kepribadian
    Bisa baiknya cuma sama Kyu oppa
    Hehehe
    Wahhh
    Appa nya Yoong oenni sepertinya suka banget sama Kyu oppa
    Udah dijodohin aja KyuNa nya
    Hehehe
    Sebenarnya penasaran kenapa Yoong oenni bisa bersikap seperti itu
    Pasti ada alasannya
    Dan itu kenapa Kyu oppa sukanya sama Wendy?
    Pengen cepet2 lihat Kyu oppa suka sama Yoong oenni
    Dan KyuNa nikah
    Hehehe

  2. Udah lamaaa banget akhirnya ada kelanjutannya dannn seneng banget di ending yoona bisa tunduk juga tapi siap-siap aja dia galau kalau tau kyu suka sama irene soalnya kelihatan banget yoona sering mikirin kyu. Pokoknya ditunggu bangettt kelanjutannya

  3. wah akhrnya updet jg…jd yoona kyu duduk bersebelahn wendy lcu bgt ya…ayo kyu brbh dnk biar g dibully…q pkr ayah yoona gak pnya pekerjaan hahhaha sbnrny yoona klo drmh jd anak yg super baek ya…n g manja…kyu msh ska irene??jngn yoona dulu ya yg jth cnta ma kyu…hehehhe…geng yoona tu wlpn kyk gt mrk tetep lcu…

Leave a reply to yoonhun3012 Cancel reply